Indika Foundation
Impact

Understanding Peace

Dongeng Rakyat untuk Perdamaian: Menghubungkan Individu yang Beragam lewat Cerita

Aurelia Deviane

Apr 06, 2023

Dongeng Rakyat untuk Perdamaian: Menghubungkan Individu yang Beragam lewat Cerita
Dongeng Rakyat untuk Perdamaian: Menghubungkan Individu yang Beragam lewat Cerita

“Dari Jayapura, saya harus melalui perjalanan darat selama 6 jam. Kemudian saya harus menyebrangi pulau dengan kapal kayu supaya bisa sampai ke sekolah. Tapi perjalanan bukan satu-satunya tantangan yang saya hadapi.”

Ini adalah kisah Naomi Parubak. Dia adalah salah satu dari sembilan guru yang mendedikasikan dirinya di Sekolah Dasar Inpres Wooi. Lebih sering dipanggil Bu Naomi oleh murid-muridnya, pengajar muda ini berasal dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Sudah hampir setahun ia mengabdikan dirinya untuk memajukan pendidikan di Papua.

Seperti yang ia ceritakan, perjalanannya menuju ke sekolah bukanlah satu-satunya tantangan yang ia alami ketika menjadi guru di area tersebut. Adanya keterbatasan akses terhadap buku dan fasilitas sekolah, serta rendahnya tingkat literasi adalah contoh lainnya. Ketika Naomi pertama datang, kebanyakan murid – termasuk murid sekolah menengah – belum fasih membaca. Kondisi ini menghalangi mereka untuk dapat memahami Bahasa daerah mereka, dan lebih jauh lagi Bahasa dan budaya tradisional lainnya di Indonesia.

Terinspirasi dari fenomena tersebut, Indika Foundation bersama Rumah Dongeng Mentari berkomitmen untuk menggalakkan kampanye literasi dini untuk memperkaya pengetahuan siswa tentang budaya dan Bahasa lokal.

Hal ini diwujudkan melalui pembuatan dan diseminasi sepuluh cerita rakyat tradisional interaktif yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Buku-buku tersebut dikembangkan bersama dengan ilustrator yang berpengalaman dan dilengkapi dengan bahasa daerah dengan harapan dapat mendorong minat baca anak-anak dan mengekspos mereka dengan cerita rakyat tradisional.

Berkat desain grafik yang indah dan ceritanya yang menarik, Naomi melihat bahwa anak didiknya menjadi lebih tertarik untuk belajar. Begitu buku - buku tiba, Naomi membacakannya untuk siswa-siswinya. Salah satu yang paling mengesankan adalah cerita tentang Biwar - cerita rakyat lokal Mimika tentang penakluk naga. Yang mengejutkan kami adalah sebagian besar siswa mengakui bahwa sebelum membaca buku, mereka belum pernah mendengar cerita rakyat lokal mereka sendiri.

biwar.jpg

“Anak-anak senang sekali membaca cerita Biwar. Mereka belum pernah mendengarnya, meskipun mereka adalah orang asli Papua”

Sejak saat itu, siswa-siswinya cenderung lebih tertarik untuk membaca. Naomi membuka perpustakaan kecil untuk mereka - untuk memberi mereka kesempatan membaca lebih banyak buku. Meski jumlahnya terbatas, mereka bersedia membaca secara bergiliran. Setelah membaca buku-buku tersebut, mereka ingin membaca lebih banyak tentang daerah lain di Indonesia.

Dampak dari buku ini tidak berhenti disitu, mengingat buku-buku ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan toleransi antar siswa. Naomi mengingat kembali bahwa siswa-siswinya terdorong untuk belajar tentang cerita rakyat daerah lain dan lebih jauh lagi ingin memiliki teman dari latar belakang budaya yang berbeda. Mereka kini lebih akrab dengan bahasa daerah selain bahasa Melayu Papua yang mereka gunakan sehari-hari.

Harapan sederhana muncul ketika Naomi melihat mata murid-muridnya ketika belajar. Dia mengatakan kepada kami bahwa di masa depan, dia menantikan buku-buku yang lebih mudah diakses di daerahnya dan di Indonesia Timur pada umumnya karena buku-buku telah mendorong mereka untuk membaca dan membaca lebih banyak.

Aurelia Deviane

Monitoring, Evaluation, and Learning Officer


Bagikan melalui

Indika Foundation

Temukan kami juga di


Copyright © 2021 Indika Foundation. All rights reserved

Bahasa Indonesia

ID