thumbnail_Peacesantren Logo horisontal.webp

Peacesantren Logo horisontal.webp

Peacesantren

Proyek video animasi “Bener Gitu?” adalah bertujuan menumbuhkan pengetahuan bernalar kritis di kalangan anak-anak muda muslim dalam mempelajari nilai-nilai keagamaan.

Animated video project “Bener Gitu” is aimed at fostering knowledge of critical reasoning among young Muslims in learning religious values.

large_4 - Mushaf Quran-03.jpeg.png

medium_4 - Mushaf Quran-03.jpeg.png

small_4 - Mushaf Quran-03.jpeg.png

thumbnail_4 - Mushaf Quran-03.jpeg.png

4 - Mushaf Quran-03.jpeg.png

large_Kamar Belajar (1).png

medium_Kamar Belajar (1).png

small_Kamar Belajar (1).png

thumbnail_Kamar Belajar (1).png

Kamar Belajar (1).png

We design educational content that we distribute through digital platforms. Educational content, research & development, to our curriculum utilize issues and popular culture as a form of approach to young people and the general public.

Kami merancang konten-konten edukasi yang kami sebarkan melalui platform digital. Konten edukatif, research & development, hingga kurikulum kami memanfaatkan isu dan budaya populer sebagai bentuk pendekatan kepada anak muda dan masyarakat umum lainnya.

large_program-kb.png

medium_program-kb.png

small_program-kb.png

thumbnail_program-kb.png

program-kb.png

Educational Content

Konten Edukasi

Video Animasi “Bener Gitu?”

thumbnail_image.png

image.png

Universitas Gadjah Mada

Kelas intensif dan mentoring/coaching khusus untuk organisasi dan komunitas nirlaba di luar Jabodetabek. Kelas ini membekali organisasi dan komunitas dengan kemampuan manajemen proyek: merancang kerangka pikir logis (logical framework), menyusun intervensi, merancang strategi komunikasi, hingga menyusun anggaran. 

2020
- Merencanakan Program Berorientasi Solusi
- Mengelola dan Memberdayakan Anggota Organisasi
- Mengelola Keuangan Organisasi agar Stabil dan Berkelanjutan

2021
- Kiat-kiat Menyusun Pitch Deck
- Merumuskan Problem Statement dan Objektif Program
- Menentukan Strategi dan Intervensi Program
- Menguatkan Proyek Sosial dan Penggalangan Dana Organisasi
- Menjalin Hubungan dengan Media (Media Relation)
- Menulis Proposal Pendanaan Donor
- Menjadi Empatik dan Pendengar Aktif
- Belajar Kesadaran (Self Awareness) dan Manajemen Diri
- Kiat-kiat Berpikir Kritis

Kolaborator Kami:
Universitas Gadjah Mada, Tokopedia, Rencanamu.ID, Kitabisa.com, Remotivi, Leverate Media Asia, Paragon Corp, Sehat Jiwa, KokBisa, Logos ID, Taufik Nurhidayatulloh, Amadea Kharisma


large_join Our Class-100.jpg

medium_join Our Class-100.jpg

small_join Our Class-100.jpg

thumbnail_join Our Class-100.jpg

join Our Class-100.jpg

“Aku sadar diri kalau pasti susah untuk dapat kerja setelah lulus dari kuliah,” Fahry, penyandang disabilitas.

Fahri adalah sebagian kecil penyandang disabilitas yang menamatkan perguruan tinggi. Sebagai penyandang disabilitas ganda (autisme dan narkolepsi), Fahri resmi menjadi Sarjana Psikologi dari Universitas Brawijaya pada 2021. Namun, Fahri mengalami kesulitan dalam mendapatkan kesempatan kerja. Setahun setelah lulus, ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan.

“Aku sadar diri kalau pasti susah untuk dapat kerja setelah lulus dari kuliah,” ujar Fahri.

Kesadaran ini membuatnya mencari berbagai platform yang dapat membantunya mencari pekerjaan dan peluang untuk dapat bersaing di dunia kerja.

“(Aku) sudah terbiasa menggunakan media sosial, karena itu dari semester-semester akhir sudah mulai cari pelatihan untuk pengembangan skill,” tambah Fahri.

Pencarian Fahri berlabuh pada salah satu postingan Instagram Difalink. Postingan tersebut berisi informasi program DNA (Disabilities to the Next Abilities) yang memberikan pelatihan soft skill bagi penyandang disabilitas lewat 7 sesi khusus.

“Udah beberapa kali daftar (kerja), tapi ya gak keterima-terima. Terus lihat ada Program DNA yang kasih materi untuk pengembangan soft skill, menarik, daftar deh,” ucap Fahri.



Setelah mengikuti 7 sesi pertemuan program DNA dengan beragam pembicara dan materi melalui Zoom, Fahri mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru. Hal tersebut menjadi bekalnya dalam mengembangkan soft skill. Baginya, ini menjadi hal yang penting sebab pengembangan soft skill jarang diberikan kepada penyandang disabilitas.

Salah satu sesi yang paling berkesan bagi Fahri adalah materi Teamwork dalam Dunia Kerja. Sebelumnya, ia sulit untuk memahami bagaimana cara bekerja sama dengan rekan kerja yang bukan penyandang disabilitas. Namun, sesi tersebut membantunya memahami cara membangun kerja sama antar tim dalam dunia kerja. 

Selain sesi tersebut, Fahri juga mendapatkan pengetahuan mengenai portofolio yang menjadi hal penting untuk masuk dunia kerja. Selama ini, ia menganggap bahwa portofolio hanya berupa desain atau gambar. Program DNA membantunya mematahkan anggapan tersebut dengan menjelaskan bentuk-bentuk portofolio lain yang berguna saat melamar pekerjaan.

“Sesi tentang kerja sama tim, gimana bangun kerja sama tim khususnya sama yang bukan Penyandang Disabilitas. Itu hal baru yang (aku) pelajari dan juga tentang portofolio. Selama ini aku taunya bentuk portofolio harus desain atau gambar, tapi ternyata bentuk lain juga bisa masuk dalam portofolio untuk daftar kerja,” ungkap Fahri.


Fahri bersama Tim SIGAB Indonesia.

Fahri juga selalu giat mempelajari ulang materi-materi yang diberikan pemateri program DNA termasuk modul-modul dari Difalink. 

“Setelah sesi biasanya saya baca-baca lagi materi-materi yang udah di-share. Terus yang waktu portofolio saya langsung memasukkan beberapa modul yang pernah saya buat saat membantu mengajar pada beberapa kegiatan. Berkat sesi itu saya tahu bahwa modul yang saya susun bisa menjadi portofolio saya.” 

Pengembangan soft skill dalam 7 sesi program DNA yang didapatkan Fahri kini telah membantunya mendapatkan pekerjaan. Sejak Januari 2023 hingga sekarang, Fahri bekerja sebagai Project Officer di SIGAB Indonesia, Yogyakarta. 

Ilustrasi 3 laki-laki dan 2 perempuan difabel di sebuah kantor.

large_Thumbnail DNA Difalink

medium_Thumbnail DNA Difalink

small_Thumbnail DNA Difalink

thumbnail_Thumbnail DNA Difalink

Thumbnail DNA Difalink

As a person with a disability, Fahri often finds it difficult to get a job and communicate with his non-disabled colleagues. However, Difalink's Disability to the Next Ability (DNA) program helps him to grow as an individual and settle in with his work. Find out his full story here.

Sebagai penyandang disabilitas, Fahri sering merasa kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dan berkomunikasi dengan rekan non-difabel. Namun, program Disability to the Next Ability (DNA) dari Difalink membantunya untuk tumbuh sebagai individu dan berproses dengan pekerjaannya. Bagaimana kisah lengkapnya?

DNA: A Soft Skill Training Program to Prepare People with Disability for Employment

DNA: Wadah Pengembangan Soft Skill bagi Penyandang Disabilitas agar Siap di Dunia Kerja

Di tengah kekhawatiran masyarakat atas tindak kekerasan oleh kelompok intoleran serta menguatnya posisi politik Islam konservatif, sejumlah media semakin gencar menyuarakan toleransi. Benang merah dari beragam konten ini adalah bagaimana menumbuhkan optimisme terhadap toleransi seperti menampilkan kisah keberhasilan sosok-sosok pejuang toleransi dalam menumbuhkan sikap damai dan menghargai keberagaman pada daerah mereka masing-masing, menunjukkan antusiasme masyarakat dalam meramaikan parade Bhinneka Tunggal Ika, hingga menayangkan video vox populi berisi keyakinan sejumlah tokoh publik akan masyarakat Indonesia yang menghargai keberagaman. Melalui konten-konten ini media berupaya menunjukkan bahwa bara toleransi masih menyala meskipun terkubur dalam [sekam](https://google.com).
![DSC02568.jpg](https://tobimaungetes.host/uploads/DSC_02568_0d2d8e4812.jpg)

large_Toleransi.id (1).png

medium_Toleransi.id (1).png

small_Toleransi.id (1).png

thumbnail_Toleransi.id (1).png

Toleransi.id (1).png

We work to increase individual/organizational capacity in the form of training, seminars, and mentoring through knowledge and skill enhancement, character building, leadership development and training, individual/community/organizational strengthening.

Kami bekerja meningkatkan kapasitas individu/organisasi dalam bentuk pelatihan, seminar, dan mentoring melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pembangunan karakter, pengembangan dan pelatihan kepemimpinan, penguatan individu/komunitas/organisasi. 

large_program-ti.png

medium_program-ti.png

small_program-ti.png

thumbnail_program-ti.png

program-ti.png

Capability Building

Peningkatan Kapasitas

Bootcamp

Bootcamp Social Impact 101

medium_paragon.png

small_paragon.png

thumbnail_paragon.png

paragon.png

Paragon Pictures

Indika Foundation melahirkan karya animasi anak dengan gaya penceritaan ringan bertajuk *Ini Budi*, bekerja sama dengan Paragon Pictures yang telah berpengalaman memproduksi berbagai film nasional seperti *Keluarga Cemara, Kulari Ke Pantai, Aruna & Lidahnya, dan Gundala*. 

*Ini Budi* adalah serial animasi yang mengikuti keseharian anak berusia 9 tahun yang penuh dengan imajinasi dan petualangan. Film animasi yang mempromosikan keberagaman dan inklusivitas ini mengikuti pertemanan lima anak dengan latar belakang budaya, sosial ekonomi, dan agama berbeda. Setiap episodenya, *Ini Budi* bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai perdamaian seperti empati dan rasa menghargai ke sesama. 

Capaian *Ini Budi*:
- YouTube: 5 juta penonton dan 43 ribu pelanggan (subscribers).
- Instagram: 1,9 juta jangkauan, 5,5 ribu interaksi (like, save, comment, share), dan 73 ribu pengikut.
- Aktivitas pendukung: Lomba Video Kartun Ini Budi, Seminar Kartun Ini Budi, Workshop Guru Kreatif, dan IG Live bersama Inul Daratista dengan total 2,616 peserta terlibat.

Testimoni peserta:
1. *“Banyak sekali mendapatkan ilmu baru. Alhamdulilah banyak menemukan ide baru serta bertambah wawasan dalam penulisan cerita.”*
2. *“Banyak sekali mendapatkan bantuan seperti cara menentukan sebuah konflik untuk membuat alur cerita. memasukkan mata pelajaran ke dalam story telling, menata alur agar anak tidak bosan dan tentunya membuat cerita lebih menarik.”*


large_Youtube.jpg

medium_Youtube.jpg

small_Youtube.jpg

thumbnail_Youtube.jpg

Youtube.jpg

Kartun Anak "Ini Budi"

Established in 1982 as a company that specializes in resource development, KIDECO operates the Pasir Mine which is the third largest single mine in Indonesia.

After nearly 10 years of preparation including mine investigations and validity tests from the early 1980s to early 1990s, KIDECO opened the Pasir Mine.

Starting with 3 million tonnes of commercial coal production in 1993, production volume reached more than 300 million tonnes in May 2013 through infrastructure expansion and continuous upgrading of the mining system. The Pasir Mine now produces 40 million tonnes of coal every year.

KIDECO has built trust among customers by stably supplying coal to more than 60 customers in 16 countries including China, Japan and Hong Kong.

Didirikan pada tahun 1982 sebagai perusahaan yang berspesialisasi dalam pengembangan sumber daya, KIDECO mengoperasikan Tambang Pasir yang merupakan tambang tunggal terbesar ketiga di Indonesia.

Setelah hampir 10 tahun persiapan termasuk penyelidikan tambang dan uji validitas dari awal 1980-an hingga awal 1990-an, KIDECO membuka Tambang Pasir.

Dimulai dengan 3 juta ton produksi komersial batubara pada tahun 1993, volume produksi mencapai lebih dari 300 juta ton pada Mei 2013 melalui ekspansi infrastruktur dan peningkatan sistem penambangan yang berkelanjutan. Tambang Pasir sekarang menghasilkan 40 juta ton batubara setiap tahun.

KIDECO telah membangun kepercayaan di antara para pelanggan dengan secara stabil memasok batubara ke lebih dari 60 pelanggan di 16 negara termasuk Cina, Jepang, dan Hongkong.


thumbnail_Kideco.png

Kideco.png

Kideco

Indika Foundation bersama Kideco membuat rangkaian kegiatan kompetisi sebagai wadah untuk menyalurkan kreativitas digital anak-anak muda di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Program kompetisi terdiri dari 3 kategori (foto, video, & esai) dan bootcamp untuk para finalis. Acara ini berlangsung pada November-Desember 2021 dan diikuti oleh 30 peserta.

Peserta mendapatkan tiga topik materi: “You Can Be Content Creators”, “Creatively Market Your Content”, dan “You Can Be Impactful”. 

**Capaian Kegiatan** \
Lebih dari 60% peserta merasakan peningkatan:
- kemampuan dalam membuat konten digital berupa esai/foto/video; 
- kreativitas dalam menyebarkan konten digital; 
- motivasi dalam menyebarkan konten digital yang mengandung pesan kebaikan untuk sesama.

***Top Content Creators* sebagai Pelatih**
1. Danny Tumbelaka - fotografer dan pendiri Datum Photography
2. Agus Mulyadi - Mojok.co
3. Eky Eky - videografer & animator
4. Abigail Limuria - WIUI, Lalita Project
5. Fergie Juanda D. - animator FergieJNX
6. Bang Dzoel - fotografer disabilitas 
7. Raim Laode - youtuber, stand-up comedian, pemain film Cek Toko Sebelah

**Testimoni**

*“Indika dan Kideco membuat acara yang ada value-nya, mendatangkan orang-orang yang capable. Kideco nggak hanya cari keuntungan, tapi juga peduli pada pengembangan skills dan kesejahteraan orang-orang.”* **Resti Zufra, juara kedua kategori foto**

Indika Foundation together with Kideco created a series of competition activities as a forum to channel the digital creativity of young people in Paser Regency, East Kalimantan. The competition program consists of 3 categories (photos, videos, & essays) and a bootcamp for the finalists. This event takes place in November-December 2021 and is attended by 30 participants.

Participants get three material topics: “You Can Be Content Creators”, “Creatively Market Your Content”, and “You Can Be Impactful”. 

**Achievements of Activities** \
More than 60% of participants experienced improvement:
- the ability to create digital content in the form of essays/photos/videos;
- creativity in disseminating digital content;
- motivation in spreading digital content containing messages of kindness to others.

***Top Content Creators* as Trainers**
1. Danny Tumbelaka - photographer and founder of Datum Photography
2. Agus Mulyadi - Mojok.co
3. Eky Eky - videographer & animator
4. Abigail Limuria - WIUI, Lalita Project
5. Fergie Juanda D. - animator FergieJNX
6. Bang Dzoel - disabled photographer
7. Raim Laode - youtuber, stand-up comedian, movie player Cek Toko Sebelah

**Testimony**

*“Indika and Kideco are making an event that has value, bringing in capable people. Kideco is not only looking for profit, but also cares about developing skills and people's welfare.”* **Resti Zufra, second place in the photo category**

large_Kideco Digital Competition.png

medium_Kideco Digital Competition.png

small_Kideco Digital Competition.png

thumbnail_Kideco Digital Competition.png

Kideco Digital Competition.png

Kideco Digital Competition

A company that has a long history in engineering, procurement and construction (EPC) since its establishment in 1973.

Over the past four decades, Tripatra has built an impressive track record of providing reliable engineering, infrastructure and logistics solutions in the oil and gas sector.

Perusahaan yang memiliki sejarah panjang di bidang rekayasa teknik, pengadaan, dan konstruksi (EPC) sejak berdiri tahun 1973.

Selama empat dekade terakhir, Tripatra telah membangun rekam jejak yang mengesankan dalam memberikan solusi rekayasa teknik, infrastruktur dan logistik yang dapat diandalkan di sektor minyak dan gas.


thumbnail_Tripatra (1).png

Tripatra (1).png

Tripatra

Indika Foundation bersama Tripatra merancang program daring untuk mempromosikan pengalaman belajar ilmu rekayasa/teknik yang inspiratif dan menyenangkan bagi pelajar SMP di Jabodetabek. Dilaksanakan pada September-Oktober 2021 dan diikuti oleh 50 peserta, program ini berupaya menjawab tantangan atas rendahnya minat anak muda Indonesia dalam mengenyam pendidikan teknik. Melalui program ini, siswa SMP dapat mempraktikkan secara langsung implementasi dari sains terapan sederhana, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat mereka terhadap profesi insinyur.

**Capaian Kegiatan**
Ketertarikan peserta terhadap STEM (science, technology, engineering, and mathematics) meningkat dan pemahaman peserta terhadap tipe-tipe energi terbarukan meningkat secara signifikan.

**Kolaborator Kunci**
1. Wulan - Engineering For Kids Indonesia
2. Silvia Halim - Construction Director PT MRT Jakarta
3. Ratri Kartika Sari - engineer Tripatra 
4. Visca - engineer Tripatra
5. Rizki Amelia - Human Capital & Transformation Director Tripatra
6. Dhira Nandana - President Director & CEO Tripatra

**Testimoni**

*“Wawasan saya jadi lebih luas. Terlebih, saya dapat mengajukan pertanyaan dan mendengarkan pengalaman insinyur di lapangan. Program ini akan saya ingat selalu!”* **Amibel Amanda, SMPN 19 Depok**

*“Sains dalam kehidupan dapat membantu manusia dalam meningkatkan dan memanfaatkan sumber energi terbarukan yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia. [Program ini] menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam, [dan keinginan] untuk mampu menjaga, merawat, mengelola, serta melestarikannya.”* **Muhammad Farabi Okyar, SMPN 131 Jakarta**


Indika Foundation and Tripatra designed an online program to promote an inspiring and fun engineering/engineering learning experience for junior high school students in Jabodetabek. Held in September-October 2021 and attended by 50 participants, this program seeks to answer the challenge of the low interest of young Indonesians in receiving technical education. Through this program, junior high school students can directly practice the implementation of simple applied science, which is expected to increase their interest in the engineering profession.

**Achievements of Activities**
Participants' interest in STEM (science, technology, engineering, and mathematics) increased and participants' understanding of types of renewable energy increased significantly.

**Key Collaborators**
1. Wulan - Engineering For Kids Indonesia
2. Silvia Halim - Construction Director of PT MRT Jakarta
3. Ratri Kartika Sari - Tripatra engineer
4. Visca - Tripatra engineer
5. Rizki Amelia - Tripatra's Human Capital & Transformation Director
6. Dhira Nandana - President Director & CEO of Tripatra

**Testimony**

*“My perspective is getting wider. What's more, I can ask questions and listen to the experience of engineers in the field. I will always remember this program!”* **Amibel Amanda, SMPN 19 Depok**

*“Science in life can help humans improve and utilize renewable energy sources that are useful for human survival. [This program] raises curiosity about the condition of the natural environment, [and a desire] to be able to maintain, care for, manage, and preserve it.”* **Muhammad Farabi Okyar, SMPN 131 Jakarta**








large_Tripatra Engineering for Teenagers.png

medium_Tripatra Engineering for Teenagers.png

small_Tripatra Engineering for Teenagers.png

thumbnail_Tripatra Engineering for Teenagers.png

Tripatra Engineering for Teenagers.png

Tripatra Engineering for Teenagers

UNDP believes that ownership of the programs and projects we support is in the hands of the Indonesian people. Therefore, all UNDP programs actively promote a spirit of mutual respect, support and responsibility and adhere to the principles of national ownership as set out in the Jakarta Commitment - a declaration put forward by the government and development partners in 2009 to improve aid effectiveness in Indonesia. In the spirit of national ownership, all UNDP assistance in Indonesia is implemented by national entities, including ministries / agencies and the Ministry of National Planning and Development, and at the local level by provincial and district governments and community groups.

While each UNDP-supported program has specific and multiple objectives, capacity building is one goal shared by all UNDP programs in Indonesia and around the world. Capacity building takes many forms including institutional reform, leadership development, education and training for community members such as journalists and the women's community. In line with this logic, UNDP experts work side by side with partners in Indonesia, among other things, to strengthen capacities in technical matters, policy formulation and budget planning.

UNDP percaya bahwa kepemilikan program dan proyek yang kami dukung berada di tangan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, semua program UNDP secara aktif mempromosikan semangat saling menghormati, mendukung, dan bertanggung jawab serta menganut prinsip kepemilikan nasional sebagaimana tercantum dalam Komitmen Jakarta-deklarasi yang diajukan oleh pemerintah dan para mitra pembangunan pada tahun 2009 untuk meningkatkan efektivitas bantuan di Indonesia. Dalam semangat kepemilikan nasional, semua bantuan UNDP di Indonesia dilaksanakan oleh entitas nasional, termasuk kementerian/lembaga dan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, dan di tingkat daerah oleh pemerintah provinsi dan kabupaten serta kelompok masyarakat.

Sementara setiap program yang didukung UNDP memiliki tujuan yang spesifik dan beragam, pengembangan kapasitas adalah satu tujuan yang dimiliki oleh semua program UNDP di Indonesia dan di seluruh dunia. Pengembangan kapasitas mengambil banyak bentuk termasuk reformasi kelembagaan, pengembangan kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan untuk anggota masyarakat seperti jurnalis dan komunitas perempuan.  Sejalan dengan logika ini, para pakar UNDP bekerja berdampingan dengan para mitra di Indonesia antara lain untuk menguatkan kapasitas dalam hal-hal teknis, perumusan kebijakan dan perencanaan anggaran.


thumbnail_Undp.png

Undp.png

UNDP Indonesia

Indika Foundation dan *toleransi.id* menjadi mitra United Nations Development Programme (UNDP) dalam mengimplementasikan program Preventing Violent Extremism through Promoting Tolerance and Respect for Diversity (PROTECT) yang dijalankan di empat negara di Asia, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. 

Program PROTECT di Indonesia bertujuan membangun dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap ekstremisme berbasis kekerasan, melalui promosi toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman pada tingkat akar rumput, termasuk pemuda. Sepanjang 2019, Indika Foundation sebagai salah satu mitra UNDP di Indonesia merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman dengan pemuda sebagai sasaran utama, yaitu: Celoteh Toleransi, Workshop Narasi Toleransi, Jelajah Toleransi, Festival Keberagaman: Simfoni Toleransi, dan Aksi Toleransi. 

Program *youth camp* Jelajah Toleransi mempertemukan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda, serta memperkuat pengalaman dan kesadaran hidup di masyarakat yang multikultural sebagai upaya untuk menjaga toleransi di tengah keberagaman Indonesia. 

Terdiri oleh 50 mahasiswa dari 10 universitas yang berbeda, peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk melakukan penjelajahan ke lima kota yang memiliki sejarah toleransi dan perdamaian yang tinggi, yaitu Ambon, Poso, Batu, Wonosobo, dan Pangandaran, dengan tujuan menggali serta menyebarkan cerita perdamaian dan toleransi yang mereka dapatkan di kota tersebut. Peserta juga menerima materi pengembangan keterampilan jurnalistik bersama TEMPO Institute dan Kok Bisa, materi pembuatan konten yang berdampak bersama Facebook Indonesia, dan materi komunikasi antarbudaya dan *mindfulness*. Selama melakukan penjelajahan, peserta membuat jurnal dan membagikan konten audio visual di media sosialnya masing masing.

**Capaian Kegiatan Jelajah Toleransi**
Lebih dari 500 konten dan 10 konten visual dibagikan melalui Instagram.
- Satu video bertema perdamaian, toleransi, dan keberagaman disebarkan melalui kanal KokBisa.
- Sebanyak 396 peserta di 10 kota di Indonesia terlibat dalam kegiatan kampanye “Aksi Toleransi” yang diselenggarakan oleh alumni Workshop Narasi Toleransi dan Jelajah Toleransi.
- Penerbitan buku berjudul “Mencari Cinta dan Toleransi Hingga Ujung Negeri” yang disusun oleh alumni Jelajah Toleransi dan Workshop Narasi Toleransi.



Indika Foundation and *toleransi.id* are partners with the United Nations Development Program (UNDP) in implementing the Preventing Violent Extremism through Promoting Tolerance and Respect for Diversity (PROTECT) program which is implemented in four countries in Asia, namely Indonesia, Malaysia, the Philippines and Thailand.

The PROTECT program in Indonesia aims to build and enhance community resilience against violent extremism, through the promotion of tolerance and respect for diversity at the grassroots level, including youth. Throughout 2019, the Indika Foundation as one of UNDP's partners in Indonesia designed and carried out various activities to promote tolerance and respect for diversity with youth as the main target, namely: Tolerance Talk, Tolerance Narrative Workshop, Tolerance Exploration, Diversity Festival: Symphony of Tolerance, and Action. Tolerance.

The *youth camp* program Exploring Tolerance brings together people from different backgrounds, and strengthens the experience and awareness of living in a multicultural society as an effort to maintain tolerance in the midst of Indonesia's diversity.

Consisting of 50 students from 10 different universities, participants were divided into five groups to explore five cities that have a history of high tolerance and peace, namely Ambon, Poso, Batu, Wonosobo, and Pangandaran, with the aim of exploring and spreading stories of peace and harmony. the tolerance they get in the city. Participants also received material for developing journalistic skills with the TEMPO Institute and Kok Bisa, material for creating impactful content with Facebook Indonesia, and material for intercultural communication and *mindfulness*. During the exploration, participants kept a journal and shared audio-visual content on their respective social media.

**Achievements of Tolerance Exploration Program**
More than 500 content and 10 visual content shared via Instagram.
- A video on the theme of peace, tolerance and diversity was distributed through the Kokbisa channel.
- A total of 396 participants in 10 cities in Indonesia were involved in the "Action Tolerance" campaign organized by alumni of the Tolerance Narrative Workshop and Tolerance Exploration.
- Publishing a book entitled "Seeking Love and Tolerance Until the End of the Country" which was compiled by alumni of the Tolerance Exploration and Tolerance Narrative Workshop.





large_PROTECT.png

medium_PROTECT.png

small_PROTECT.png

thumbnail_PROTECT.png

PROTECT.png

Youth Camp PROTECT

Interport offers reliable, effective and cost efficient logistics solutions for clients in a variety of industries, including energy and industry. Supported by various advanced integrated facilities and infrastructure, we have become a trusted logistics partner for hundreds of industry players throughout Indonesia, from consulting, planning, to implementation.

As a wholly owned subsidiary of Indika Energy, Interport combines the expertise and experience of its various subsidiaries to provide integrated logistics solutions for companies in various industries. Currently, Interport operates in Jakarta, Surabaya, Sorong and Balikpapan and is supported by more than 200 employees.

Interport menawarkan solusi logistik yang andal, efektif, dan efisien biaya bagi klien di berbagai industri, termasuk energi dan industri. Didukung oleh berbagai fasilitas dan infrastruktur mutakhir yang terintegrasi, kami telah menjadi mitra logistik terpercaya bagi ratusan pelaku industri di seluruh Indonesia, dari konsultasi, perencanaan, hingga pelaksanaan.

Sebagai anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh Indika Energy, Interport menggabungkan keahlian dan pengalaman berbagai anak perusahaannya untuk memberikan solusi logistik yang terintegrasi bagi perusahaan di bermacam industri. Saat ini, Interport beroperasi di Jakarta, Surabaya, Sorong, dan Balikpapan dan didukung oleh lebih dari 200 karyawan.


thumbnail_Interpot.png

Interpot.png

Interport

Indika Foundation bekerja sama dengan Interport menyelenggarakan pelatihan pendidikan karakter yang berfokus pada *critical thinking* dan *anti-bullying*.

Praktik perundungan masih kerap kita temukan di sekolah-sekolah di Indonesia. Namun, kemampuan guru untuk melakukan pendidikan karakter kepada siswa masih terbatas. Program “Pelatihan Pendidikan Karakter” adalah upaya kami untuk menekan angka perundungan di Indonesia. Kami berupaya membantu guru di Balikpapan dan Sorong untuk memahami cara-cara mencegah praktik perundungan dan cara pengajaran *21st century skills* kepada  siswa, seperti pengajaran karakter positif (empati dan toleransi) hingga pola pikir kritis.

Peserta program ini terdiri dari 44 guru dan dilaksanakan di:
SD Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur pada September 2021, 
Sorong, Papua Barat pada November 2021.

**Testimoni**
*“Setelah mengikuti pelatihan, saya jadi paham pentingnya membuat komitmen bersama siswa dan saya ingin mengembangkan pola pikir kritis pada siswa dalam proses pembelajaran di kelas.”* **Sari Kurniyati, S.Pd, SDN 013 Balikpapan Barat**

**Capaian Kegiatan**
Bertambahnya pemahaman guru mengenai:
- hubungan antara pendidikan karakter dan berpikir secara kritis;
- tipe-tipe perundungan;
- cara mengajarkan pola berpikir kritis di kelas.

**Kolaborator Kunci**
Emilia Tiurma Savira - Senior Planning, Impact, and Development Officer Indika Foundation






Indika Foundation in collaboration with Interport organizes character education training that focuses on *critical thinking* and *anti-bullying*.

The practice of bullying is still often found in schools in Indonesia. However, the ability of teachers to conduct character education to students is still limited. The “Character Education Training” program is our effort to reduce the number of bullying in Indonesia. We seek to help teachers in Balikpapan and Sorong to understand ways to prevent bullying practices and how to teach *21st century skills* to students, such as teaching positive characters (empathy and tolerance) to critical thinking.

Participants in this program consist of 44 teachers and are implemented in:
Kariangau Elementary School, Balikpapan, East Kalimantan in September 2021
Sorong, West Papua in November 2021.

**Testimony**

*“After attending the training, I came to understand the importance of making commitments with students and I want to develop a critical mindset in students in the learning process in class.”* **Sari Kurniyati, S.Pd, SDN 013 Balikpapan Barat**

**Achievements of Activities**
Increased understanding of teachers regarding:
- the relationship between character education and critical thinking;
- types of bullying;
- how to teach critical thinking patterns in class.

**Key Collaborators**
Emilia Tiurma Savira - Senior Planning, Impact and Development Officer Indika Foundation





large_Interport Pelatihan Pendidikan Karakter.png

medium_Interport Pelatihan Pendidikan Karakter.png

small_Interport Pelatihan Pendidikan Karakter.png

thumbnail_Interport Pelatihan Pendidikan Karakter.png

Interport Pelatihan Pendidikan Karakter.png

Interport Pelatihan Pendidikan Karakter

Limited Distribution Grant adalah bentuk dukungan nyata dari Indika Foundation kepada **alumni *grantees*** terpilih untuk memperluas dan memperdalam dampak terhadap inisiatif perdamaian di Indonesia melalui peningkatan kapasitas dan pendanaan. 

Program Limited Distribution Grant merupakan lanjutan dari program Indika Foundation Social Impact Incubator. Jika Indika Foundation Social Impact Incubator membuka peluang secara terbuka bagi organisasi/komunitas untuk mendaftarkan diri, maka organisasi/komunitas peserta Limited Distribution Grant perlu mendapatkan undangan secara eksklusif. Indika Foundation hanya memberikan undangan kepada alumni *grantee* Indika Foundation dengan inisiatif program yang kredibel, potensial, serta memenuhi kriteria penilaian tertentu.

Para alumni *grantee* yang mendapatkan undangan akan mengikuti rangkaian seleksi lanjutan yang ketat, meliputi Call For Proposal eksklusif dan mempresentasikan ide inisiatif terbaiknya di kegiatan Showcase Day. 

Showcase Day merupakan ajang unjuk ide (*idea pitching*) peserta Limited Distribution Grant di hadapan para juri. Ini merupakan bagian penilaian yang krusial di mana Indika Foundation akan memilih beberapa peserta dengan presentasi dan inovasi program terbaik untuk mendapatkan *grant*. Kegiatan ini juga terbuka untuk umum dengan harapan agar organisasi/komunitas lain dapat belajar dari pengalaman, inovasi, dan rekam jejak dari peserta Limited Distribution Grant.

Tahun ini, Showcase Day akan digelar secara daring (*online*) pada **2 Mei 2023, pukul 10.00-12.30 WIB**. Publik dapat mendaftarkan diri melalui [**bit.ly/IF-ShowcaseDay-LDG**](https://bit.ly/IF-ShowcaseDay-LDG).

large_Social Value-100.jpg

medium_Social Value-100.jpg

small_Social Value-100.jpg

thumbnail_Social Value-100.jpg

Social Value-100.jpg

Konflik dalam keluarga sering berakibat negatif bagi anak. Tak terkecuali bagi SH, anak 18 tahun yang telah menjadi anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta selama 1 tahun 11 bulan ini.

Konflik keluarga yang sering SH alami membuatnya menjadi pribadi yang lebih pendiam, acuh, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ia jadi mudah marah dan sulit mengelola emosinya. Konflik juga menuntutnya untuk bersikap lebih dewasa dari umurnya. Padahal, anak-anak sepertinya masih membutuhkan bimbingan dalam mengambil keputusan. Ketiadaan support system dalam keluarga ini menjerumuskan SH ke dalam perilaku-perilaku berisiko berkat pengaruh teman-temannya. Kondisi ini pula yang membuatnya harus menjalani masa pembinaan di LPKA.

Tidak mudah bagi SH beradaptasi dengan lingkungan di LPKA. Bahkan, pada awal masa pembinaan, SH memilih diam dan tidak berinteraksi dengan siapapun. Hal ini juga terlihat saat SH mengikuti program Muda Berdamai dari Ruang Damai dan Indika Foundation. Ia tidak banyak berinteraksi dengan anak-anak lainnya dan lebih memilih untuk diam. 

Namun, sifat tertutup SH perlahan-lahan berubah seiring program berjalan. Lambat laun, SH mulai terlibat aktif dalam kegiatan kelompok. Ia berani untuk menjadi pemimpin grup dan mau mendengarkan pendapat teman-temannya dari berbagai sudut pandang. 

“Awalnya, mah, saya males, kak. Mana mau saya ngobrol-ngobrol gitu sama anak-anak. Ya udah, masing-masing aja lah. Tapi, pas bareng Ruang Damai, (saya) jadi lebih terbuka dan sekarang merasa lebih dekat banget sama anak-anak di sini,” ucap SH.

Tak jarang pula SH dipercaya untuk menjadi perwakilan teman-temannya dalam merumuskan pendapat. Hal ini membuat kepercayaan diri SH meningkat dan membantu dirinya untuk lebih mengenal potensi-potensi yang ada di dalam dirinya.

Setelah mengikuti program Muda Berdamai selama 6 bulan, SH sering mengajak teman-temannya untuk tetap menjaga hubungan dan kekompakkan selama berada di LPKA. Bahkan, SH juga menjadi orang pertama yang merangkul teman barunya yang masih dalam proses beradaptasi dengan lingkungan di LPKA.

Hal ini SH lakukan karena ia tidak ingin teman-teman barunya mendapatkan kesulitan sepertinya saat pertama kali berada di lingkungan LPKA. Ia juga mencoba hadir untuk menjadi pendengar atas keluh kesah teman-temannya. Sesi Toleransi dan Berpikir Kritis di program Muda Berdamai juga memberinya motivasi tambahan. Pelajaran yang ia dapatkan pada sesi tersebut mendorongnya untuk dapat membantu dan merangkul teman-temannya tanpa menghakimi latar belakang mereka.

“Anak-anak di sini beragam banget, kak, latar belakangnya. Pasti hidup yang dilaluinya juga nggak mudah. Saya jadi bisa lebih menerima dan bertoleransi gitu sama anak-anak,” ujar SH.

SH juga mengakui, program Muda Berdamai membuka matanya untuk mau menerima orang lain dengan segala perjalanan yang telah dilalui. Ia pun merasa terbantu untuk menghadapi berbagai masalah dengan kepala dingin tanpa adanya kekerasan atau perilaku yang dapat merugikan dirinya di masa yang akan datang. 

SH percaya bahwa ia dan teman-teman yang berada di LPKA memiliki semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan masih memiliki kesempatan untuk kembali dalam versi pribadi yang jauh lebih baik dan siap saat kembali ke masyarakat. Kini, SH memiliki harapan untuk bisa melanjutkan pendidikannya di angkatan militer untuk berkontribusi dalam menciptakan perdamaian. 


Ilustrasi tiga orang remaja laki-laki yang tengah mendapatkan pembinaan dari petugas Lapas

large_MSC Ruang Damai-thumbnail web.jpg

medium_MSC Ruang Damai-thumbnail web.jpg

small_MSC Ruang Damai-thumbnail web.jpg

thumbnail_MSC Ruang Damai-thumbnail web.jpg

MSC Ruang Damai-thumbnail web.jpg

Konflik dalam keluarga sering berakibat negatif bagi anak. Tak terkecuali bagi SH, anak 18 tahun yang telah menjadi anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta selama 1 tahun 11 bulan ini. Bagaimana ia berdamai dengan masa lalunya?

SH Makes a Peace with His Past at the Juvenile Correctional Institutions

SH Berdamai dengan Masa Lalu di Lembaga Pembinaan Khusus Anak

Indika Foundation Limited Distribution Grant

The Australia Awards in Indonesia aim to support Indonesia's development through positive contributions from qualified Australian professionals and by strengthening relations between Indonesia and Australia.

Since 1953, more than 9,000 Indonesians have received short and long-term scholarships to study at Australian tertiary institutions. Many of these scholars have since taken leadership positions and have made a significant difference to Indonesian society.

Successful graduates will become part of the Global Australia and Indonesia alumni network. This vast and actively supported alumni community now includes more than 9,000 Australia Awards alumni from Indonesia and more than 200,000 Indonesian alumni who have studied at Australian higher education institutions.

Australia Awards di Indonesia bertujuan untuk mendukung pembangunan Indonesia melalui kontribusi positif dari para profesional berkualifikasi Australia dan dengan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Australia.

Sejak 1953, lebih dari 9.000 orang Indonesia telah menerima beasiswa jangka pendek dan jangka panjang untuk belajar di perguruan tinggi Australia. Banyak dari para sarjana ini kemudian mengambil posisi kepemimpinan dan telah membuat perbedaan yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.

Lulusan yang berhasil akan menjadi bagian dari jaringan alumni Australia Global dan Indonesia. Komunitas alumni berpengaruh yang luas dan didukung secara aktif ini sekarang mencakup lebih dari 9.000 alumni Australia Awards dari Indonesia dan lebih dari 200.000 alumni Indonesia yang telah belajar di lembaga pendidikan tinggi Australia.


thumbnail_Australia Awards.png

Australia Awards.png

Australia Awards Indonesia

AkadeMI 2020 merupakan rangkaian kompetisi konten digital & kelas daring untuk mengembangkan kapasitas pembuat konten muda dalam menyebarluaskan toleransi dalam Islam melalui karya-karyanya. Materi kelas mencakup tujuh kategori yaitu foto, video, video animasi, komik, esai, poster, dan *podcast*.

AkadeMI 2020 is a series of digital content & online class competitions to develop the capacity of content creators in spreading tolerance in Islam through their works, with 7 categories, namely photos, videos, animated videos, comics, essays, posters, and podcasts.

thumbnail_AKADEMI Milenial Islami.jpg

AKADEMI Milenial Islami.jpg

Akademi Milenial Islami

thumbnail_Cari Ustadz.png

Cari Ustadz.png

cariustadz.id

Inspigo ( Inspiration on The Go ) is a podcast media platform that provides high-quality information and new ways of learning. Our vision is to enrich and empower people's lives by delivering inspiring conversation, useful knowledge and entertainment — anytime, anywhere.

Inspigo ( Inspiration on The Go ) adalah platform media podcast yang menyajikan informasi berkualitas tinggi dan cara belajar baru. Visi kami adalah untuk memperkaya dan memberdayakan kehidupan orang-orang dengan membawakan pembicaraan yang menginspirasi, pengetahuan yang berguna, dan hiburan—kapanpun dan dimanapun.

thumbnail_inspigo.png

inspigo.png

Inspigo

Ngabubucast adalah akronim dari Ngabuburit sambil dengerin "Podcast", sebuah program podcast ramadan yang berisi konten-konten keislaman yang mengedepankan nilai-nilai islam moderat dan sejuk. 


Ngabubucast is an acronym for Ngabuburit while listening to "Podcast", a Ramadan podcast program that contains Islamic content that emphasizes moderate and cool Islamic values.

medium_podcast nagbuburit.jpg

small_podcast nagbuburit.jpg

thumbnail_podcast nagbuburit.jpg

podcast nagbuburit.jpg

Podcast Ngabubucast

thumbnail_Narasi Tv.jpg

Narasi Tv.jpg

Narasi TV

large_15810523ad926b05055c99332b2c784f.jfif

medium_15810523ad926b05055c99332b2c784f.jfif

small_15810523ad926b05055c99332b2c784f.jfif

thumbnail_15810523ad926b05055c99332b2c784f.jfif

15810523ad926b05055c99332b2c784f.jfif

Riliv

thumbnail_Data Science Indonesia.png

Data Science Indonesia.png

Data Science Indonesia

medium_Bapak2id.jpg

small_Bapak2id.jpg

thumbnail_Bapak2id.jpg

Bapak2id.jpg

Bapak2id

medium_Think Policy.jpg

small_Think Policy.jpg

thumbnail_Think Policy.jpg

Think Policy.jpg

Think Policy Society

Kelas Indika Foundation atau KINTON Publik adalah forum pembelajaran dan diskusi daring yang menyediakan materi seputar pengelolaan organisasi dan program perubahan sosial.

Indika Foundation Class or KINTON Public is an online learning and discussion forum that provides material on organizational management and social change programs.

large_Kinton.png

medium_Kinton.png

small_Kinton.png

thumbnail_Kinton.png

Kinton.png

Kelas Indika Foundation Publik

large_Keluarga Kita.png

medium_Keluarga Kita.png

small_Keluarga Kita.png

Keluarga Kita.png

KeluargaKita

Keluarga untuk Ajarkan Toleransi (KUAT) adalah proyek pemberdayaan keluarga yang fokus memberikan kemampuan sosial emosional dan berpikir kritis bagi orang tua guna melindungi keluarga dari paham ekstremisme. Proyek ini menyasar tiga daerah, yaitu Jabodetabek, Bandung Raya, dan Solo Raya dengan melibatkan 83 orang fasilitator lapangan dan menargetkan 600 orang orang tua dampingan.

Families to Teach Tolerance (KUAT) is a family empowerment project that focuses on providing parents with social-emotional and critical thinking skills to protect families from extremism. This project targets three regions, namely Jabodetabek, Bandung Raya, and Solo Raya by involving 83 field facilitators and targeting 600 assisted parents.

Video Animasi “Bener Gitu?”

2019-2020

Daring

1 tahun

Tentang proyek

Proyek lainnya

Kartun Anak "Ini Budi"

Podcast Ngabubucast

Temukan kami juga di