Indika Foundation
Best Practice

Understanding Peace

Bagaimana Learning Organization Bekerja?

Aurelia Deviane

Dec 14, 2022

Bagaimana Learning Organization Bekerja?
Bagaimana Learning Organization Bekerja?

Keberadaan sebuah organisasi tak lepas dari dinamika. Selama organisasi berjalan, tantangan senantiasa muncul. Perlu upaya yang berkesinambungan, sekaligus adaptif, dalam menjawab setiap tantangan yang hadir di tengah eksistensi organisasi. Pendeknya, organisasi tak bisa berhenti berproses.

Ahli organizational learning Peter M. Senge merilis buku berjudul The Fifth Discipline. Buku ini menjadi penanda kemunculan konsep learning organization, atau organisasi pembelajar. Secara garis besar, Senge berargumen bahwa dalam sebuah organisasi harus ada proses menciptakan, memperoleh, serta transfer pengetahuan. Setiap anggota dapat memainkan peran krusial sehubungan dengan realisasi visi dan misi organisasi, seperti menumbuhkan toleransi, mendorong dialog yang terbuka, hingga berpikir secara holistik dan sistemik.

Harapannya, dengan menerapkan konsep organisasi pembelajar, roda organisasi mampu beradaptasi lebih cepat. Agar konsep organisasi pembelajar dapat terpenuhi, Peter Senge memberi setidaknya lima pedoman.

1. Organisasi dengan Budaya Kolaboratif

Kata Peter, organisasi yang ingin sukses dan berhasil menyampaikan visi dan misinya mesti didukung dengan budaya belajar kolaboratif. Setiap anggota di dalamnya memiliki peran penting dalam kerangka kerja secara keseluruhan.

Cara mewujudkannya:

Kuncinya ada di pemimpin. Menurut Peter, para pemimpin tak hanya didorong untuk memahami sistem secara keseluruhan, melainkan juga setiap komponen atau unit kerja yang terlibat di dalamnya. Sebagai contoh: mengenali bagaimana kebijakan perusahaan diterapkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien. Budaya kolaboratif berkembang pada titik perspektif yang bermacam rupa, agar setiap anggota dapat menghormati dan mendiskusikan ide-ide yang muncul. Di sinilah kontribusi seorang pemimpin menjadi kunci agar bisa menumbuhkan serta memfasilitasi berbagai pengetahuan.

2. Menguatkan Pola Pikir “Belajar Seumur Hidup”

Juga dikenal sebagai proses belajar yang berkesinambungan, pola pikir ini membantu setiap anggota untuk merangkul, menghargai, serta memahami perkembangan satu sama lain. Contohnya yaitu seperti peningkatan kualitas individu, keterampilan, serta implementasinya di lingkungan organisasi sehari-hari.

Cara mewujudkannya:

Kamu bisa memakai platform pembelajaran berbasis data yang memungkinkan kamu dan anggota organisasi yang lain dalam memetakan pola-pola yang ada. Sehingga, organisasimu punya gambaran tentang proses pembelajaran yang ditempuh setiap individu. Dari sini, kamu bisa membuat kebijakan atau strategi lanjutan yang lebih tepat guna.

3. Menghadirkan Ruang Inovasi

Setiap anggota organisasi diharapkan mampu menggali banyak ide, bahkan yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Tak hanya menggali, mereka juga didorong untuk mewujudkannya. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pengalaman dan pembelajaran dari proses yang dilalui. Dari sini, mereka juga bisa menilai apakah ide-ide mereka mampu bersanding dengan mimpi dan tujuan yang lebih besar atau tidak.

Cara mewujudkannya:

Kamu dapat mendorong setiap anggota tim atau organisasi untuk menguji teori dan pendekatan yang baru. Hal ini akan membantu setiap orang untuk up-to-date dengan metode yang relevan dengan zaman dan relevan dengan kebutuhan organisasi.

4. Berjiwa Kepemimpinan dan Visioner

Berdayakan pemimpin yang berpikiran maju, berkomitmen pada proses, memiliki visi kolektif, menantang setiap keraguan, mendorong refleksi diri, serta dapat menjadi contoh bagi setiap anggota organisasi.

Cara mewujudkannya:

Dalam setiap pengambilan keputusan, penting untuk selalu belajar dari kesalahan di masa lalu agar insiden yang sama tidak kembali terulang. Prinsip ini penting untuk terus diingat. Kamu bisa memakai berbagai platform–rekaman wawancara, blog, webinar, dan lainnya sebagai pedoman dalam menilai, memilah, serta merumuskan solusi untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.

5. Saling Berbagi Informasi dan Pengetahuan

Kesadaran kolektif di sebuah organisasi menjadi penting. Learning organization adalah proses yang berkesinambungan, dan setiap anggota tim hanya dapat mewujudkannya jika proses belajar dilakukan bersama-sama.

Cara mewujudkannya:

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan memusatkan semua konten informasi sebuah organisasi di sebuah sistem penyimpanan yang mudah diakses anggota lain. Dengan begitu, harapannya, proses berdiskusi dan komunikasi akan terbangun dengan sendirinya. Setiap anggota, termasuk kamu, dapat belajar dan mengambil manfaat dari keahlian yang dibagikan oleh rekan-rekan lain di dalam organisasi. Kamu kemudian dapat memperdalam ilmu baru tersebut dengan cara kamu sendiri. Intinya, jangan sampai kamu merasa malu atau ragu untuk berbagi pengetahuan yang kiranya bisa menunjang kemampuan kamu dan timmu dalam organisasi.

Bagaimana dengan tantangan-tantangannya?

Dalam mewujudkan konsep dan nilai learning organization, kamu dan organisasi kamu berada dapat menghadapi hal-hal seperti berikut. Tapi, jangan khawatir. Selalu ada cara pula untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

1. Pertentangan untuk maju

Bisa jadi, visi untuk maju tak mudah dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi. Definisi “maju” sendiri bisa berbeda bagi setiap orang. Mungkin ada anggota yang enggan keluar dari zona nyaman, atau bahkan tidak percaya diri untuk menjadi lebih baik.

Jika ada kasus seperti itu, komunikasi memegang peran kunci. Kamu dapat membuka ruang untuk berdialog. Alih-alih menyalahkan, kamu bisa memulai dengan mendengarkan concern setiap orang terlebih dahulu. Lewat berdialog pula, kamu juga dapat mengkomunikasikan kebutuhan organisasi dan pentingnya usaha untuk maju, demi memastikan setiap orang memiliki pemahaman yang sama.

2. Kurangnya leadership

Ya, ini masalah klasik. Solusinya cukup sederhana: organisasimu dapat menghindari atau meminimalisirnya dengan rutin mengadakan pelatihan kepimpinan. Tujuannya adalah memupuk sikap kepemimpinan agar kinerja organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kepemimpinan yang baik, kemampuan untuk memahami kebutuhan organisasi, adalah sebuah skills yang akan semakin terasah dengan semakin sering berlatih dan belajar dari pengalaman.

3. Hilangnya motivasi untuk tumbuh

Setiap orang dapat merasa lelah dan kehilangan motivasi. Ini berlaku pula dalam organisasi. Lagi-lagi, komunikasi memegang peran penting. Pastikan bahwa semua anggota berada dalam satu kapal dan tujuan. Yakini bahwa kamu tidak sendiri dan kamu bergerak bersama-sama untuk mencapai visi bersama.

4. Fokus pada tujuan jangka pendek

Tentu, dalam mengerjakan sebuah proyek, selalu ada capaian-capaian jangka pendek yang perlu organisasi raih. Namun, fokuslah pada mewujudkan nilai-nilai utama yang organisasi kamu pegang, yang berarti adalah capaian jangka panjang organisasimu. Dengan begitu, meski kamu melakukan sebuah kesalahan dan sempat merasa hilang arah, kamu bisa selalu kembali mengingat tujuan utamamu. Intinya, percayakan pada proses. Usaha tidak akan mengkhianati!

Aurelia Deviane

Monitoring, Evaluation, and Learning Officer


Bagikan melalui

Materi terkait

Best Practice

Inilah Pentingnya Membangun Budaya Data-driven dalam Organisasi

14 December 2022

Aurelia Deviane

Indika Foundation

Temukan kami juga di


Copyright © 2021 Indika Foundation. All rights reserved

Bahasa Indonesia

ID